Pages

Sabtu, 26 Maret 2011

10 fakta tentang Liverpool

Bila dilihat dari sisi jumlah piala yang telah dimenangkan, Liverpool dapat dianggap sebagai tim paling sukses di Inggris. Hal itu karena The Reds merupakan juara terbanyak Divisi Satu Inggris selama 18 kali, dan juga di ajang Piala Eropa/Liga Champions selama 5 kali. Sayangnya tim ini belum pernah sekalipun merasakan gelar juara sejak Liga Primer Inggris dimulai.
Tetapi kalau peringkat di klasemen Liga Primer hingga sekarang ini yang menjadi patokannya, maka fans Liverpool dapat menjadi optimis kalau tahun ini akhirnya akan menjadi waktu di mana trofi juara domestik di Inggris akan bermarkas kembali di Anfield.
Sama seperti klub saingannya Manchester United, Liverpool juga sarat dengan sejarah, tragedi, dan prestasi. Sehingga ada masanya sepakbola Inggris identik dengan tim merah dari daerah Merseyside ini.
Selain The Beatles, klub ini menjadi hal lain yang membanggakan bagi kota Liverpool. Tetapi apakah The Beatles mempunyai sepuluh fakta menarik yang menghiasi The Reds? Mari kita simak fakta-fakta tersebut di bawah ini.

10. Sejarah Liverpool sebagai sebuah klub sepakbola berawal pada suatu hari di tahun 1892 saat terjadi perselisihan antara Everton yang menyewa lapangan Anfield dengan John Houlding yang saat itu menjadi pemilik stadion Anfield. Houlding ingin menaikkan biaya sewa dari £100 ke £250 per tahun. Hal itu ditolak Everton dan mereka akhirnya pindah ke stadion baru di Goodison Park. Houlding yang tak mau melihat lapangannya tak terpakai, akhirnya malah memutuskan untuk membentuk sebuah tim sepakbola sendiri yang akan memakai Anfield. Tim baru yang lahir pada 15 Maret 1892 itu akhirnya diberi nama Liverpool Football Club.

9. Liverpool sejak pertama kali terbentuk telah selalu bermarkas di Anfield. Stadion itu sendiri dibangun tahun 1884 dan berada di seberang Stanley Park. Tribun yang paling terkenal di Anfield tentunya adalah The Kop yang dinamakan berdasarkan sebuah bukit di propinsi Kwazulu-Natal, Afrika Selatan bernama Spion Kop. Bukit tersebut menjadi terkenal karena menjadi ajang pertempuran antara Lancashire Regiment yang kebanyakan berasal dari Liverpool dengan kaum Boer di Perang Boer Kedua. Nama The Kop itu diberikan oleh editor olahraga Liverpool Echo Ernest Edwards. Sekarang selain Liverpool, banyak tim sepakbola lain yang menamakan tribun mereka The Kop juga. Antara lain Sheffield United, Leicester City, Coventry City, dan Sheffield Wednesday.

8. Pada awalnya warna seragam Liverpool bukanlah merah seperti sekarang ini, melainkan biru dan putih. Baru sejak 1894, warna merah mulai digunakan sebagai warna seragam dan putih untuk celana. Akhirnya sejak 1964, semua pemain Liverpool mengenakan warna merah dari seragam, celana, dan kaos kaki. Menurut seorang legenda Liverpool Ian St. John dalam otobiografinya, ini terjadi saat manajer saat itu Bill Shankly merasa merah akan memberikan keuntungan psikologis bagi mereka. Shankly makin yakin timnya harus mengenakan warna merah setelah melihat salah satu pemainnya Ronnie Yeats terlihat lebih garang dalam balutan seragam dan celana merah. St. John kemundian mengusulkan kepada Shankly agar kaos kakinya juga berwarna merah.

7. Obor yang berada di logo Liverpool sekarang, ditambahkan untuk mengenang 96 suporter yang tewas saat Bencana Hillsborough. Kemalangan itu terjadi pada 15 April 1989 saat berlangsungnya pertandingan semi-final Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest. Terlalu banyaknya penonton yang hadir membuat bagian tribun yang diperuntukkan bagi fans Liverpool menjadi sangat padat dan mereka pun akhirnya menjadi sangat berdesak-desakan dan tidak bisa keluar karena masih dihalangi oleh pagar kawat yang tinggi. Akibatnya banyak yang mengalami sesak napas dan meninggal. Pertandingan pun dihentikan enam menit setelah dimulai karena banyaknya penonton yang mencoba memanjat pagar untuk menghindari kepadatan itu. Kejadian ini membuat seluruh stadion di Inggris diubah menjadi stadion yang hanya memiliki tempat duduk dan pagar yang memisahkan penonton dengan lapangan dihilangkan.

6. Walaupun Liverpool mempunyai sejarah yang gemilang dengan prestasi mereka di lapangan. Sebagian diantaranya menjadi ternoda karena hooliganisme dari para suporternya. Hal itu menjadi puncaknya pada 29 Mei 1985 ketika terjadinya Bencana Heysel. Heysel menjadi stadion tempat dilangsungkannya final Piala Eropa antara Liverpool melawan Juventus. Satu jam sebelum pertandingan dimulai, sebagian besar kelompok suporter Liverpool menerjang pagar yang memisahkan mereka dengan suporter Juventus dan kemudian menyerang para fans Bianconeri. Hal itu membuat para suporter Juve berlarian mundur untuk menghindari serangan dan terpojok di tembok stadion. Tembok itu akhirnya roboh dan menimpa penonton lain yang berada di bawahnya. Situasi kemudian menjadi kacau balau, dan wasit memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan untuk menghindari kerusuhan lebih lanjut lagi. Peristiwa ini mengakibatkan hilangnya nyawa 39 orang yang kebanyakan merupakan suporter Juventus dan juga skorsing bagi semua klub Inggris untuk tidak mengikuti semua kompetisi Eropa yang diadakan UEFA. Skorsing itu akhirya baru dicabut di musim 1990-91.

5. Ian Callaghan adalah pemain yang tampil paling banyak bagi Liverpool sebanyak 857 kali dalam karir yang berlangsung selama 19 musim di Anfield. Legenda lainnya Ian Rush memegang rekor sebagai pemain yang paling banyak mencetak gol bagi Liverpool dengan 346 gol. Sedangkan Phil Neal merupakan pemain yang paling banyak menjadi juara di Liverpool karena ia telah berhasil memiliki medali pemenang sebanyak 20 buah. Rekor Neal ini juga bertahan bagi Inggris sebelum dipecahkan musim lalu oleh Ryan Giggs dari Manchester United.

4. Kemenangan terbesar yang pernah dicatat oleh Liverpool terjadi pada 1974 saat mereka menghancurkan Stromsgodset IF dengan skor akhir 11-0. Tetapi mereka juga pernah tampil buruk sekali dan mengalami kekalahan terbesar ketika digebuk Birmingham City 1-9 20 tahun sebelum kemenangan terbesar Liverpool terjadi.

3. Lagu kebanggaan yang selalu dinyanyikan para penonton di Anfield dan fans Liverpool di seluruh dunia berjudul You’ll Never Walk Alone (YNWA) yang aslinya merupakan sebuah lagu di drama musikalCarousel. Lagu itu dinyanyikan pertama kali di Anfield saat band Gerry and the Pacemakers yang juga berasal dari Liverpool berhasil mencapai nomor satu di jenjang tembang berkat lagu itu. Suporter yang ikut bernyanyi saat lagu-lagu dari jenjang tembang itu diputar tidak berhenti menyanyikan YNWA mesikipun lagu itu sudah tidak masuk daftar lagi. Sejak itulah tradisi menyanyikan lagu tersebut di Anfield lahir. Lagu yang sama juga kemudian diadopsi oleh pendukung klub lain seperti Glasgow Celtic, Hibernian, Feyenoord Rotterdam, dan FC Twente.

2. Kepemilikan Liverpool sekarang berada di tangan dua orang Amerika Serikat Tom Hicks dan George Gillett sejak 6 February 2007 ketika mereka membeli saham terakhir dari ketua sebelumnya David Moores. Hubungan antara Hicks dan Gillett kemudian dilaporkan memburuk sehingga membuat Dubai International Capital tertarik untuk menjadi pemilik Liverpool. Setahun sebelumnya, Liverpool telah mendapatkan izin untuk membangun stadion baru di Stanley Park. Tetapi desain stadion baru itu diubah setelah masuknya Hicks & Gillett dan kini pembangunan stadion menjadi tertunda karena adanya krisis finansial yang melanda global dunia.

1. Kemampuan Liverpool untuk terus bermain dan pantang menyerah sangat terlihat di dalam dua pertandingan final yang mereka hadapi. Saat final Piala FA 2006 melawan West Ham United berlangsung, Liverpool dengan cepat tertinggal 1-2 dalam waktu 32 menit pertama. Skor berubah lagi menjadi 3-2 bagi West Ham hingga akhirnya kapten Steven Gerrard mencetak satu gol di menit perpanjangan waktu terakhir yang merubah skor 3-3 yang harus diakhiri lewat adu penalti. The Reds akhirnya menjadi juara setelah kiper Pepe Reina mampu memblok tendangan penalti 3 pemain West Ham.

Final lainnya terjadi di ajang Liga Champions 2005 melawan AC Milan di Istanbul, Turki. Menjelang turun minum, Liverpool telah kebobolan 0-3. Lalu, The Reds mampu menyamakan kedudukan dengan mencetak tiga gol juga di babak kedua. Hasil seri itu bertahan hingga peluit akhir dan memaksa diadakannya adu penalti lagi. Kali ini pahlawan Liverpool adalah penjaga gawang Jerzy Dudek yang berhasil menepis tendangan penalti terakhir Andriy Shevchenko.

0 komentar:

Posting Komentar